Cahaya dalam Pemikiran Mitos dan Magis

Pernahkan kamu membayangkan apa yang akan terjadi pada bumi jika esok matahari tidak terbit? Yang akan terjadi pertama kali adalah dalam beberapa jam saja suhu bumi akan turun dan kita seketika akan merasa dingin seperti dinginnya musih salju.

Kemudian beberapa hari kedepannya yang terjadi adalah sungai , danau, waduk atau bahkan laut akan membeku karena terlalu dingin. Hewan dan tumbuhan pun tidak akan bertahan hidup dan mati satu persatu.

Mungkin masih tidak apa apa karena masih ada toko yang menjual bahan makanan. Tetapi ketoko tentu butuh bensin untuk kendaraan. Karena suhu dingin akibat matahari tidak terbit maka bensin pun akan membeku dan tidak dapat digunakan.

Terpaksa kita harus berjalan untuk membeli makan. Tapi tentunya lambat laun makanan tersebut akan habis karena mesin mesin pabirik makanan atau bahan bakunya tidak lagi tersedia.

Lalu dampaknya akan terjadi pada manusia selanjutnya. Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan. Tapi apakah benar matahari itu akan berhenti terbit?

Nah dengan ilmu pengetahuan yang ada sekarang mengenai tata surya, jelas jawabannya adalah tidak. Untung kita hidup di zaman yang sudah serba cangging sehingga ilmu pengetahuan sudah banyak berkembang.

Coba bayangkan jika kita tinggal pada zaman dahulu, tentu kita tidak seyakin ini mengatakan bahwa matahari itu akan selalu terbit. Hal ini terjadi karena manusia belum mempunyai gambaran tentang bagaimana matahari menghasilkan cahaya, bagaimana matahari mengitari bumi dan lain sebagainya. Makanya orang zaman dulu menyembah dewa matahari agar matahari tidak berhenti menyinari bumi.

Zaman dahulu cahaya memiliki mitos dan magis bagi manusia. Hal ini timbul karena ilmu pengetahuan tentang cahaya masih sangat sedikit.

Misalnya di inggris, jaman dahulu sering orang menemukan cahaya yang muncul dari rawa rawa. Orang beranggapan bahwa cahaya itu adalah maklhuk yang sangat mengerikan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Will o' wisp. Cahaya yang muncul di rawa rawa itu dapat dijelaskan secara ilmiah. Nyala api itu terbentuk dari bahan bakar berupa metana, yaitu gas yang dihasilkan dari pembusukan tumbuhan. Gelembung gelembung gas metana itu kemudian lepas keudara bersamaan dengan gas fosfina yang berasal dari pembusukan hewan.

Gas fosfina ini ketika bertemu udara akan langsung terbakar dan menyebabkan gas metana tadi terlihat bercahaya. Nyala api yang terjadi berlangsung cepat sehingga tidak mungkin manusia dapat melihatnya secara langsung. Karena hal inilah mitos itu muncul.

Dilaut juga sering kita dengan bahwa nelayan sering melihat penampakan jin , atau makhluk halus ketika mencari ikan. Penampakan ini berupa cahaya yang muncul dikegelapan kemudian menghilang secara tiba tiba. Padahal kebanyakan penampakan yang dilihat oleh nelayan berupa cahaya itu disebabkan oleh tumbuhan atau hewan laut yang dapat membuat cahayanya sendiri. Makhluk laut seperti plankton misalnya menggunakan cahaya seperti itu untuk mengelabuhi musuhnya, atau untuk mencari pasangan atau untuk memikat mangsa agar mendekatinya.

Beberapa peradaban yang yang terkenal pada zaman dahulu juga tercatat menyembah dewa matahari. Seperti suku inka yang membuat topeng untuk penyembahan dewa matahari, atau di jaipur, india yang ditemukan bagunan observatorium yang canggih di alam terbuka. Dalam observatorium ini ditemukan juga jam matahari yang sangat besar.

Fotosintesis adalah salah satu proses yang membutuhkan cahaya matahari tetapi masyarakat kuno tidak mengetahui ilmu itu. Sehingga mereka menggunakan bunga matahari sebagai ritual untuk penyembahan dewa matahari karena bunga ini selalu menghadap matahari. Padahal alasan sebenarnya adalah bahwa bunga ini membutuhkan matahari untuk fotosintesis.

Cahaya dalam Pemikiran Mitos dan Magis

Masih banyak lagi mitos atau magis yang dipercayai oleh orang zaman dahulu tentang cahaya. Ilmu pengetahuan itu sangat penting ternyata untuk membantu menjelaskan hal hal yang tidak terjelaskan dalam masyarakat.