Penjelasan Arti Lambang / Logo Universitas UIN Walisongo Semarang

UIN Walisongo Semarang adalah nama baru dari IAIN Walisongo Semarang sejak bertransformasi tahun 2014 lalu. Tentu saja ada banyak hal yang perlu dibenahi dan diubah salah satunya adalah hal yang sangat penting yaitu Logo. Berikut adalah rangkuman dari Arti Logo UIN Walisongo Semarang yang diambil langsung dari web resmi Kampus UIN Walisongo Semarang.

MAKNA LOGO
Bentuk logo UIN Walisongo adalah lentera, melambangkan ilmu pengetehuan yang menyinari kehidupan. Fungsi utama lentera tampak pada peran UIN Walisongo dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi : pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Logo terdiri atas beberapa unsur yang masing-masing mengandung arti sebagai berikut :

Gunungan adalah wayang yang bentuknya meruncing ke atas, seperti bentuk puncak gunung. Gunungan diciptakan pada tahun 1521 Masehi (1443 Saka) oleh Sunan Kalijaga, seorang wali dari jajaran Walisongo, Gunungan adalah simbol yang mengandung beberapa arti. Pertama, simbol Walisongo yang menegaskan misi UIN Walisongo dalam menggali, mengembangkan dan menerapkan kearifan lokal. Kedua, simbol mustika masjid. Ketiga, gambar gunungan terbalik menyerupai jantung manusia, yang mengandung makna tersirat bahwa setiap orang dengan hatinya harus selalu ingat untuk beribadah kepada Allah. Keempat, simbol kesatuan antara unsur ketuhanan, kernanusiaan dan semesta. Allah sebagai poros pengetahuan (Theocentric) bersinergi dengan manusia sebagai poros pengetahuan (Anthropocentric). Tujuan utama sinergi tersebut adalah untuk mengangkat kembali martabat manusia sebagai duta rahmat bagi semesta. Dengan konsep tni, manusia hendaknya memusatkan dirt kepada Allah untuk kemaslahatan manusia;

Lima sisi gunungan melambangkan lima sila Pancasila;

Empat simpul geometri. Geometri ini terinspirasi dari ornamen dinding Masjid mantingan. Masjid ini tertetak di desa Mantingan, Jepara, JawaTengah, didirikan pada masa Kesultanan Demak. tahun 1559 Masehi (1481 Saka). Pembangunan masjid ini adalah inisiasi putra Syekh Muhayat Syah, seorang Sultan Aceh, yang bernama Raden Toyib. la pergi ke Jepara dan menikah dengan Ratu Kalinyamat yang notabene putri Sultan Trenggono, Sultan Kerajaan Demak. Raden Toyib mendapat gelar Sultan Hadlirin dan sekaligus dinobatkan sebagai Adipati Jepara sampai wafat. Geomerti ini sangat khas, mewakili islamic art nusantara klasik, la memiliki empat ruas yang sating bersinggungan dan berpadu, Empat ruas tersebut mewakili empat aspek utama pengembangan UIN Walisongo: theo-anthroposentris; humanisasi ilmu-ilmu keislaman; spiritualisasi ilmu-ilmu modern; dan revitalisasi local wisdom;

Lima ruang kuning melambangkan Lima rukun lslam;

Bintang sembilan merupakan simbol jumlah Sembilan komite wali pembaharu di Jawa. Mereka berijtihad dengan penuh kearifan dalam beberapa bidang, seperti keagamaan, kebudayaan dan kesenian, kesehatan, pertanian, dan sosial kemasyarakatan;

Titik putih di tengah mengisyaratkan poros Ketuhanan Yang Maha Esa;

Kitab atau buku terbuka melambangkan dasar keilmuan. Hal ini menjelaskan bahwa UIN Walisongo memiliki komitmen mewujudkan perguruan tinggi Islam riset yang konsisten meningkatkan kualitas penelitian untuk kepentingan Islam, ilmu dan masyarakat. Buku terbuka membentuk tulisan UIN sebagai identitas Unversttas Islam Negeri yang menggambakan semangat menyala untuk mengkaji, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat;

Tulisan Walisongo sebagai nama universitas.